Ada banyak cara memotret subjek untuk menghasilkan bidikan dinamis. Latihan, keterampilan, serta teknik pengambilan gambar dan pengaturan kamera semuanya berperan. Berikut adalah tips tentang cara mengambil foto lebih cepat.
Fotografi dalam mode akselerasi, time lapse adalah metode memotret dalam gerakan lambat serangkaian foto objek tertentu dengan interval konstan. Foto-foto tersebut kemudian digabungkan menjadi sebuah klip video. Waktu mengalir lebih cepat di dalamnya..
Camcorder merekam gambar pada 25 atau 30 frame per detik (fps), namun jika Anda menggunakan kamera, Anda dapat mengurangi kecepatan ini dengan mengambil foto lebih lambat (satu foto setiap beberapa detik). Dengan opsi ini, interval waktu yang lebih lama dapat dimasukkan ke dalam video yang lebih pendek pada 25-30 fps. Hasilnya adalah pengambilan gambar dengan kecepatan yang dipercepat.
Hasil fotografi tergantung pada pengaturan kamera dan perlengkapannya. Untuk mengambil gambar dinamis, Anda perlu memahami dasar-dasar kecepatan rana, bukaan, ISO (sensitivitas cahaya). Untuk memotret dengan cepat, Anda perlu menurunkan f-number aperture, menaikkan ISO, atau menyesuaikan kedua pengaturan. Hal ini, pada gilirannya, akan meningkatkan eksposur. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan mode berikut:
Pertama, pilih f-number terkecil yang diperbolehkan oleh lensa. Semakin kecil f, semakin cepat kamera memotret. Ambil beberapa gambar percobaan. Jika perangkat Anda memotret lebih lambat daripada pergerakan subjek, Anda harus meningkatkan ISO 100 sekaligus hingga Anda menemukan kecepatan ideal.
Memungkinkan Anda memilih kecepatan rana, setelah itu kamera secara otomatis menyesuaikan bukaan. Semakin cepat kecepatan rana, semakin rendah bukaannya. Namun demikian, ada aperture minimum yang dapat ditangani oleh setiap lensa. Ketika f-number terendah tercapai, ISO perlu disesuaikan agar gambar tidak terlalu gelap. Beberapa model kamera secara otomatis menyesuaikan ISO berdasarkan kecepatan rana, yang lainnya tidak. Jika Anda telah memilih kecepatan cepat 1/800 detik dan gambarnya terlalu gelap, inilah waktunya untuk meningkatkan ISO secara bertahap sebesar 100 hingga Anda mendapatkan eksposur yang baik.
Mode otomatis terprogram pada kamera digital memungkinkan Anda mengatur nomor ISO, dan perangkat secara otomatis mengatur aperture dan kecepatan rana. Anda perlu mengatur nilai ISO tinggi: semakin tinggi f-number, semakin cepat kamera memotret. Perlu juga dipertimbangkan bahwa ISO tinggi dapat berarti butiran/noise pada gambar. Anda dapat bereksperimen dengan pengaturan parameter untuk menetapkan nilai yang diinginkan guna memastikan kualitas gambar yang baik.
Mode manual memungkinkan Anda memilih sendiri ketiga pengaturan kamera. Prioritas pertama adalah ketahanan. Untuk memulai, Anda biasanya mengaturnya ke 1/400 detik, yang cukup baik untuk sebagian besar subjek. Untuk memotret balap mobil atau motor, disarankan untuk memulai dengan kecepatan 1/1300 detik. Kemudian atur aperture dengan f-number rendah, sesuaikan ISO hingga garis eksposur berada di angka nol.
Pemfokusan yang tepat membantu menjaga kamera tetap fokus pada subjek bergerak. Jika subjek mempertahankan posisi relatifnya, AF otomatis dapat digunakan. Saat memotret time-lapse, gunakan mode fokus manual dengan menggunakan opsi Live View dan secara manual menyesuaikan cincin fokus manual pada lensa.
Untuk mengambil banyak gambar per detik, gunakan fotografi kontinu (burst), di mana fokus otomatis akan terus melacak target bergerak.
Banyak pengaturan kamera yang biasanya diaktifkan secara default: penstabil gambar, kunci AE, pengurangan noise eksposur lama. Anda harus memastikan bahwa resolusi gambar diatur semaksimal mungkin, serta format RAW.
Efek blur membuat gerakan halus saat memutar klip video. Tanpa blur, gambar akan menjadi terlalu tajam dan tidak dapat diputar dengan lancar pada 30fps. Pemburaman dilakukan menggunakan kecepatan rana rendah, khususnya saat memotret elemen bergerak (mobil, orang, air). Kemudian mereka menembak dengan kecepatan 1/3 hingga 1 atau 2 detik.
Foto time-lapse digabungkan menjadi video time-lapse yang menunjukkan apa yang terjadi pada objek dalam jangka waktu lama. Elemen terpenting dari setiap foto bagus adalah lokasi, komposisi, cahaya, pembingkaian.
Menghitung jumlah foto untuk selang waktu dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sederhana:
Jumlah foto / 30 = Durasi klip video akhir
Untuk membuat klip standar berdurasi 10 hingga 15 detik, Anda perlu mengambil 300 hingga 450 foto.
Interval waktu antara menampilkan foto dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan dan subjeknya. Untuk menghasilkan pemotretan selang waktu yang mulus, interval dipilih berdasarkan prinsip: semakin cepat gerakan, semakin pendek intervalnya, dan sebaliknya.
Fotografi selang waktu adalah cara terbaik untuk menghasilkan foto dan video selang waktu berkualitas tinggi dan menarik. Teknik ini banyak digunakan saat memotret objek bergerak, pemandangan kota dan alam, serta benda langit. Dengan pengaturan kamera yang benar, Anda dapat mencapai hasil yang diinginkan.